RSS

Arsip Harian: November 24, 2011

SIFAT-SIFAT ALJABAR

Matematika adalah dasarnya dari ilmu pasti . Untuk mempelajari ilmu pasti lainnya, kita harus mengerti dan menguasai ilmu matematika terlebih dulu. Sebenarnya belajar matematika tidak begitu sulit. Asal saja anda pertama-tama menganggap matematika pelajaran yang menyenangkan, kemudian rajin mengerjakan soal-soal latihan, serta menghafal rumus serta menerapkan rumus-rumus dalam memecahkan masalah-masalah matematika. Mungkin anda sudah pernah mempelajari Aljabar. Untuk mempermudah mempelajari aljabar, saya akan memberikan sifat-sifat aljabar tersebut diantaranya:

PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

a + b = b + a

Contoh :

  1. 5   +  7   =  7 + 5    = 12
  2. 12 + 10 =  10 + 12 = 22
  3. dst

 jadi kesimpulannya:

(… + a ) + (… + b ) = a + b

Yang perlu diingat:

+ ( +  a ) = + a

+ (  –  a )  = – a

–  (  –  a )  = + a

PERKALIAN

Sifat-sifat perkalian aljabar yaitu:

1 )  Untuk a, b, c bilangan bulan positif

     Rumus : ( + )  x ( + )  = +

      Maka :

a x b = c  berlaku  b x a = c

      ingat : a = bilangan bulat positif,  b = bilangan bulat positif

      contoh :

5  x 6  =  30   sebaliknya  6  x  5  =  30

2 )  Untuk  a = bilangan bulat positif, b = bilangan bulat negatif

      Rumus: (+ ) x ( – )  =  –

        Maka :

a  x  ( – b )  = – c

       contoh:

2  x  ( -4 )  = – 8

3 )  Untuk a, b bilangan bulat negatif maka hasilnya bilangan bulat positif.

      Rumus: ( – ) x ( –  )  =  +

      Maka :

a  x  ( – b )  = – c

      contoh :

( -5 )  x  ( -2 )  = 10

PEMBAGIAN

Sifat-sifat pembagian aljabar yaitu:

1  )  Untuk a, b, c bilangan bulat positif berlaku:

a  /  b   = c  <->  a = b  x  c

       contoh :

15  /  3  = 5  <-> 15 = 3 x 5

2 )  Untuk a = bilangan bulat negatif, b = bilangan bulat positif maka hasilnya negatif

– a  /  b  = -c  <-> -a  = b  x (-c)

      contoh :

-36  / 6  = -6  <-> -36  = 6  x (-6)

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada November 24, 2011 inci MATEMATIKA

 

REPRODUKSI VEGETATIF (TAK KAWIN)

Yang disebut Reproduksi vegetatif yaitu Perkembangabiakan terjadi tanpa adanya peleburan sel jantan dan betina, dapat terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Reproduksi vegetatif dapat di bagi menjadi:

  1. Perkembangbiakan Vegetatif pada Hewan dan Tumbuhan Tingkat Rendah.
    1. Membelah diri dan fragmentasi, contoh: organisme yang membelah diri, protozoa, alga biru (bakteri). Sedangkan fragmentasi yaitu dengan cara memotong-motong tubuhnya, contoh: algae (ganggang) dan planaria (cacing pipih). Tunas, contoh: Hydra dan ragi (Saccharomyces).
    2. Spora: perkembangbiakan dengan spora antara lain: jamur, alga, lumut dan paku. Pada jamur, spora dibentuk di dalam kotak spora (sporangium). Pada ganggang (alga), sporanya dilengkapi dengan alat gerak berupa bulu cambuk atau bulu getar sehingga dapat bergerak, spora ini disebut zoospora. Pada paku, biasanya spora terletak di daun-daun sebelah bawah, tampak sebagai bintik-bintik hitam yang dinamakan sorus. Sorus tersebut dilindungi indisium.
  2. Perkembangbiakan Vegetatif pada Tumbuhan Biji yaitu

i.Vegetatif alami, tanpa bantuan manusia:

  • Rhizoma atau akar rimpang, yaitu batang yang tumbuh mendatar yang terletak di bawah permukaan tanah. Rhizoma berbuku-buku dan bersisik,  dan di ujungnya ada kuncup. Pada ketiak sisik terdapat tunas. Contoh: lengkuas, kunyit, temulawak, alang-alang dan sebagainya.
  • Umbi lapis, terdiri atas cakram dan umbi yang belapis-lapis. Contoh: bawang putih, bawang merah, bakung dan bunga tulip.
  • Umbi batang, merupakan batang yang tumbuh ke dalam tanah yang menggembung dan membentuk umbi dilengkapi dengan mata tunas. Contoh: kentang dan gembili.
  • Umbi akar, adalah akar yang berubah fungsi menyimpan makanan. Contoh: singkong dan bunga dahlia.
  • Geragih atau stolon, yaitu batang yang menjalar di atas permukaan tanah. Contoh: pegagan, rumput teki dan arbei.
  • Tunas, dapat tumbuh menjadi tanaman baru yang tidak jauh dari induknya dan akhirnya membentuk rumpun. Contoh: pisang, bambu dan tebu.

ii.Vegetatif buatan, dengan bantuan manusia;

  • Mencangkok, yaitu dengan mengupas kulit sampai ke bagian kayunya. Bagian yang licin dari kayu yaitu kambium harus dibuang, selanjutnya ditutup dengan tanah basah yang subur kemudian dibungkus. Contoh: jeruk, mangga, jambu, rambutan dan tumbuhan berkambium lainnya.
  • Menempel atau okulasi, yaitu dengan menempelkan mata tunas dari suatu tanaman ke mata tunas tanaman lainnya yang sejenis.
  • Menyambung (mengenten/kopulasi) yaitu menggabungkan bagian tanaman satu ke bagian tanaman lain untuk mendapatkan tanaman baru yang memiliki sifat lebih baik.
  • Stek, yaitu memotong batang atau daun untuk ditanam di tempat lain. Ada stek batang dan stek daun. Contoh stek batang: singkong, ketela rambat, sirih, lada dan lain-lain. Contoh stek daun: cocor bebek.
  • Merunduk, yaitu dengan merundukkan batang atau cabang yang dibengkokkan ke bawah serta ditimbuni tanah untuk menimbulkan akar-akar baru. Contoh: apel, alamanda, kaca piring dan sebagainya. Keuntungan memperbanyak secara vegetatif:
    • Diperoleh sifat keturunan baru sama dengan induknya
    • Lebih cepat memperoleh hasil (berbuah)

    Kerugian memperbanyak secara vegetatif:

    • Tanamannya tidak sekokoh bila ditanam dari biji.
    • Jumlah turunan baru yang diperoleh dalam waktu tertentu terbatas
    • Tanaman induk akan menderita bila terlalu banyak bagian tanaman yang di-stek atau dicangkok.
 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada November 24, 2011 inci BIOLOGI

 

DEFINISI PANTUN

Menurut halaman wikipedia pantun adalah :

Salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan dan dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan. Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan pola a-b-a-b (tidak boleh a-a-a-a, a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.

Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.Karmina dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun “versi pendek” (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah “versi panjang” (enam baris atau lebih).

 

Peran pantun

Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Ia juga melatih orang berfikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain. Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata. Seringkali bercampur dengan bahasa-bahasa lain. Berikut contoh pantun (sebetulnya adalah karmina) dari kalangan pemuda:

Coba-coba menanam mumbang

Moga-moga tumbuh kelapa

Coba-coba bertanam sayang

Moga-moga menjadi cinta

Limau purut lebat dipangkal

Sayang selasih condong uratnya

Angin ribut dapat ditangkal

Hati yang kasih apa obatnya

Ikan belanak hilir berenang

Burung dara membuat sarang

Makan tak enak tidur tak tenang

Hanya teringat dinda seorang

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada November 24, 2011 inci BAHASA INDONESIA